http://dl.dropbox.com/u/44978165/Bon%20Jovi%20-%20It%27s%20My%20Life.mp3

bon jovi

Selasa, 15 Januari 2013

Albert Einstein

Sejarah Singkat Tentang KeHidupan Albert Einstein

Manusia bumi abad 20 lalu yang paling besar jasanya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia mungkin adalah Albert Einstein (AE). Dengan teori relativitasnya – baik teori relativitas umum dan teori relativitas khusus – berikut rumus matematisnya yang dahsyat itu: E = mc2, AE telah berhasil menjawab fenomena-fenomena alam yang belum mampu dijawab oleh teori fisika yang dihasilkan oleh pendahulunya, Isaac Newton dan kawan-kawan.

AE dilahirkan pada hari Jumat tanggal 14 Maret 1879 di kota Ulm, sebuah kota makmur di selatan Jerman, sebagai putera pertama dan satu-satunya putera dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich dan di kota ini ayah dan pamannya membuka toko kimia elektro. AE tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat, tergolong anak yang pendiam, agak penyendiri, gemar membaca – sejak kecil AE gemar melahap buku-buku yang tergolong ”serius dan berat” –, mendengarkan musik, dan tidak menyukai olahraga yang penuh aturan.

Wataknya yang keras membuat AE lebih banyak belajar sendiri di rumah atau di laboratorium pribadinya. AE juga menyukai kegiatan berlayar – yang membuatnya merasa tenang dengan menikmati alam – dan pandai memainkan biola. AE merupakan pasangan duet yang hebat dengan ibunya yang pandai memainkan piano.

Minat dan kecintaannya pada fisika dimulai pada saat ia berusia lima tahun. Saat ia terbaring lemah di tempat tidur akibat penyakit yang dideritanya, ayahnya memberikan hadiah sebuah kompas. Kebesaran dan keagungan alam semesta yang terefleksi dalam sebuah kompas mempesonanya dan membulatkan tekadnya untuk menguak segala tabir misteri yang berada di balik segala fenomena alam.Walaupun tidak begitu menyukai kegiatan di bangku sekolah, AE tetap mampu berprestasi dengan sangat baik, menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1900. Setelah dua tahun menganggur, akhirnya AE memperoleh pekerjaan di kantor paten di Swiss. Sambil menekuni kesibukannya di kantor paten – bahkan pernah ia dinobatkan sebagai Best Employer oleh atasannya – AE tidak pernah melupakan janji kepada dirinya sendiri untuk berkarir di bidang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya fisika.Tahun 1905, terbitlah empat tulisannya tentang teori relativitas dalam majalah sains Annalen der Physik. Tulisannya ini mengundang banyak kontroversi dan perdebatan di antara para ilmuwan ternama saat itu. Salah satu tulisannya tersebut diselesaikannya dalam lima minggu setelah mengendap dalam pikirannya sejak AE berusia 16 tahun! Bukan main!

Tahun 1909, AE diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, AE menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. AE juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu. Tahun 1933, AE beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir kegiatan ilmiahnya – baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti – terganggu. Tahun 1941, ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, AE ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, AE meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia. Kendati begitu, AE sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya – teori relativitas umum dan khusus – digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung.

Teori relativitas umum pada dasarnya berbicara tentang ruang alam semesta yang melengkung. Hal ini dibuktikan oleh dua orang ilmuwan yang penasaran melalui foto cahaya bintang yang menyimpang dari yang seharusnya. Teori relativitas khusus berbicara tentang hukum fisika berlaku sama untuk semua pengamat selama mereka bergerak dengan kecepatan konstan pada arah yang tetap. Hal ini dapat kita buktikan sendiri. Misalnya kita berdiri di peron dan melihat seseorang menggigit rotinya dua kali di dalam gerbong kereta Bagi kita yang ada di peron, kita mengatakan bahwa ia menggigit rotinya di dua tempat yang berbeda. Namun bagi orang-orang yang ada di dalam gerbong kereta, mereka mengatakan bahwa orang tersebut menggigit rotinya di tempat yang sama alias tidak berpindah tempat. Nah, di sinilah relativitas itu bekerja. Mengenai hal ini AE pernah berkelakar. Jika kita duduk di atas panci panas selama satu menit saja, kita akan merasakannya seperti satu jam. Namun, jika kita duduk bersama dengan orang yang kita cintai selama satu jam, kita akan merasakannya seperti satu menit saja.

Hidup Adalah Panggung Sandiwara

Tanggal 13, januari 2013

Pukul 23:15


Perjuangan


Aku seorang lelaki yang berumur 15 tahun. Malam ini aku merenungkan apa yang telah terjadi  di kehidupan ku. Kehidupan yang bener benar membuat ku sulit menerimaya. Yaitu masuk kesebuah sekolah. Mungkin jika mendengan kata sekolah, maka yang ada di fikiran orang banyak adalah sebuah gedung yang indah, gedung yang di harapkan oleh seorang siswa untuk belajar di dalamnya. Tapi ceritaku beda.


                Bermula dari kelulusan kelas IX. Kala itu orang tua ku yang mengambil hasil Ujian Sekolah ku. Aku ber sekolah di SMPN 1 klari, SMP yang terkenal dengan sebutan RSBI. Tapi aku adalah siswa yang berkelas Reguler. Hari itu, ayah ku lah yang menganbil Ijazah ku. Di rumah Aku mengharapkan nilai besar. Bukan untuk sombong ataupun untuk mendapatkan hadiah, aku ingin masuk ke sekolah yang faforit di karawang. SMAN 3 Karawang, SMA yang ku inginkan. Walaupun sebelumnya aku mendaftar ke SMAN 1 Karawang. Tapi nyatanya aku di tolak. Menunggu dengan hati gelisah, aku memikirkan bahwa aku lulus atau tidak. Berjam jam aku menunggu kedatangan ayah ku. Aku tak sabar melihat hasil Ujian Akhir sekolah ku.

                Tak lama ayah ku datang, nilai Nem murni ku 81,00. Aku telah mengetahui Passing Grade SMAN 1 KRW. 83,56 tahun lalu mereka nilai terendah mereka adalah sekian. Kala itu harapan ku sirnah, hilang bahkan hancur. Karena aku tidak di terima di SMAN 1 KRW dan sekarang harus mengurungkan niat ku bersekolah di SMAN 3 KRW. Tapi pada akhirnya aku tetap berniat mendaftarkan diri. Ijazah asli keluar dan ditambah nilai raport Nem aku memnjadi 82,96. Dengan nilai yang tidak memungkinkan aku memberanikan diri mendaftar ke SMAN 3 KRW. Dengan modl nekat aku di antar om ibung mendaaftar ke SMAN 3 KRW. Hari pertama pendaftaran di buka aku langsung mendaftar. Dari pagi hingga siang aku menunggu antrian.

                Hari pertama pasinggrade 71,00. Tidak masalah bagi nilai ku, masih jauh untuk menyingkirkan nilai ku. Hari kedua, ketiga dan ke empat kenaikan Passing Grade hanya naik sedikit demi sedikit di hari ke empat Passing Gradenya adalah 79,00 lumanyan jauh dengan nilai ku. Di hari ke lima aku sudah mulai khawatir, Passing Grade meningkat menjadi 80,89 jika terus naik maka aku akan tersingkirkan. Di hari ke enam Passing Grade naik drastis menjadi 82,95. Aku sudah mempasrah kan diri, aku menghapuskan niat untuk masuk ke SMAN 3 KRW. Dan di hari ke tujuh, hal yang tidak di inginkan pun terjadi. Passing Grade menjadi 83,56. Kesal, sedih dan tak percaya. Aku tidak di terima di SMAN 1 KRW dan sekarang harus di tolak oleh SMAN 3 KRW. Aku dan ayah ku mengambil berkas yang ada di SMAN 3 KRW untuk mencari SMA yang mau menampung dan menerimaku. Dengan hati yang tak percaya aku menandatangani “Surat Pencabutan berkas” aku merasa hancur, hidup terasa tak berguna, dunia terasa tak adil. Aku yang benar benar niat masuk, tapi aku yang di tolaknya.

                Setelah pencabutan berkas itu, aku pergi mencari sekolah yang ingin menampung dan menerimaku. Ayah ku menyaran kan untuk masuk ke SMAN 1 Klari. SMA yang terkenal nakalnya. Sempat ku menolaknya, karena sekolah itu bukan yang aku inginkan. Sempat pula aku berfikir ingin melakukan hal yg di lakukan oleh siswa lain. Yaitu menyogok dan memaksa agar aku di terima di SMAN 3 KRW. Tapi ayah aku tak mengizinkannya. Ia berkata “kita merasakan sekolah yang dicela tapi kita mendapatkannya dengan cara halal, dengan cara adil dan tanpa ada paksaan. Ayah ingin kamu tumbuh besar dari biji paling kecil. Ayah ingin kamu merasakan celaan orang lain, karena dengan celaan kamu akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar, kuat dan tidak akan runtuh. Tapi mereka, mereka yang merasakan kebahagiaan mu, mereka akn di puji, di sanjung tapi sekalinya mereka di cela mereka akan tumbang walau mereka tumbuh di kalangan yang di hormati, di segani bahkan di banggakan.” Dengan berat hati aku mengiya kan bahwa aku siap mesuk ke SMAN 1 Klari. Akhirnya di hari terakhir pendaftaran di buka aku menuju SMAN 1 Klari dan aku sampai di SMAN 1 Klari pada pukul 13:30. Tanpa mengisi apapun dan bermodalkan 1000 rupiah untuk membeli map abu abu dan menunggu setengah jam untuk mengetahui hasilnya, apakah aku msuk atau tidak. Selama aku menunggu hasilnya, aku berbicara denggan Bu Euis selaku panitia SMAN 1 Klari. Aku banyak mendengar cerita dari Ibu Euis.

                Tak lama, ada seorang lelaki dan seorang wanita menghampiri kami. Wanita dan lelaki itu berbicara dengan ibu Euis. Rupanya lelaki itu adalah siswa yang di keluarkan oleh SMAN 3 KRW karena kenakalan remaja. Aku yang susah payah ingin masuk ke SMAN 3 KRW, tapi ia malah menyia nyiakannya hingga akhirnya di keluarkan. Wanita yang tak lain adalah kakanya memohon ke ibu Euis untuk menerima lelaki itu. Tapi ibu Euis menolaknya.

                Pukul 14:00 pun berlalu, hasil pun telah keluar dan aku dinyatakan di terima oleh SMAN 1 Klari.